Kamis, 24 November 2011

FATHUL HIDAYAH ITULAH PONDOKKU Suatu kebanggaan yang tak terkira bisa menuntut ilmu di pondok yang sederhana tapi bermakna. bermakna karena banyak hal yang dapat diambil... di bawah naungan seorang kyai penuh karismatik yaitu KH. MAsyhadi pondok ini berkembang lebih baik dan maju dari masa-masa ke masa. pondok bernama FATHUL HIDAYAH (terbukanya hidayah), berikut sejarah berdirinya: Pangean yang tahun 1994 masih wilayah kecamatan sekaran ( Sekarang masuk wilayah kecamatan maduran ) adalah desa kecil seluas 238,5 Ha. Dengan perincian : 113,5 Ha. Untuk tanah pertanian, 30,0 Ha untuk tanah tegalan, 90,0 Ha untuk tanah pemukiman dan 5,0 Ha untuk keperluan lainya. Desa ini merupakan dataran rendah yang berada pada 6 M di atas permukaan air laut dengan iklim yang dipengaruhi oleh curah 30 Mm. dengan masa hujan selama 6 bulan. Tentu kondisi alam yang seperti ini membuat desa pangean cukup panas hingga rata-rata 27” C. Pertanian merupakan mata pencaharian yang mayoritas dilakukan oleh penduduknya, meskipun banyak diantara penduduk desa yang bertekad untuk meninggalkan kampong halaman untuk mencari nafkah di luar daerah menjadi pedagang dan pegawai pemerintah. Untuk perekonimian pada tahun itu (1994) masyarakat pangean meski tidak dapat dibilang hidup mewah, akan tetapi kehidupan mereka cukup mapan dengan hasil pertanian yang dua kali panen padi, sekali panen kacang hijau, kacang tanah serta tanaman yang lain seperti ketela, semangka, bengkoang, sayuran, dan lail-lain. Hal ini dapat dilihat dari pembangunan fisik yang selalu meningkat sebagai hasil kongrit yang dapat dilihat dan dirasakan langsung dari bentuk kesejahteraan, kesadaran akan pendidikan tumbuh dan berkembang untuk dijadikan trent serta menempatkan diri di level tertentu di mata masyarakat. Minato rang tua dan anak tamat Madrasah Ibtidaiyah milik desa dan Sekolah Dasar Ipres untuk melanjutkan pendidikanya ke SMP atau MTs. Sangat tinggi dan prosentasenya kecil untuk anak tidak mengenyam pendidikan sekolah formal, bahkan sekian generasi muda telah melanjutkan pendidikanya di Perguruan Tinggi di kota lain, bahkan pada tahun itu 18 generasi muda pangean sudah meraih gelar sarjana di berbagai jurusan. Semua itu mempengaruhi system komunikasi serta pola hidup masyarakat untuk lebih berkembang melalui berbagai organisasi seperti Karang Taruna, Remaja Masjid, NU dan IPPNU, Jam’iyah Istighotsah dan Ormas atau Parpol. Bentuk lain dari kesadaran tersebut pemerintah desa yang dipimpin oleh kades Drs hamim dan Lembaganaya beserta tokoh masyarakat di antaranya : H. Ishak, H. Amin, H. Mastu, dr. H. Bambang S, Bpk H. Tahmud, Drs. H. Malik Zuhri, Drs. H. Zaenuddin, Bpk Ahmadi , SH, Drs Yahya (Alm) dll mulai merancang konsep pendidikan yand ideal bukan hanya pendidikan formal saja tetapi untuk pendidikan agama dan kesadaran beragama. Dibentuklah Taman Pendidikan Al-Qur’an untuk menanamkan nnilai-nilai agama, bentuk akhlaq mulia dan membina kecakapan baca tulis al-qur’an yang di pusatkan di masjid “Baitur rohim” agar pendidikan agama bagi anak-anak dapat dikondisikan. Maka pada bulan Rojab 1416 H dipinaglag seorang guru ngaji dari desa tetangga “ sekaran “ yaitu Bapak Masyhadi ( Sekarang beliau sebagai pengasuh PP Fathul Hidayah ) yang notabenya masih mempunyai ikatan keluarga dengan beberapa tokoh di Desa Pangean. Berkar rahmat Allah SWt Yang Maha Kuasa minat, hasrat, dan pemikiran yang sangat tinggi tersebut, berkembang menjadi usaha nyata untuk mendirikan Pondok Pesantren, dan hal yang manjadi isyu positif dikalanagan masyarakat yang akhirnya berbuah dukungan dalam bentuk moril dan metereil. Meminjam konsep dan prinsip pengelola Pondok Modern Darussalam Gontor. Dengan sketsa bangunan yang telah dirancang para tokoh masyarakat berusaha menghimpun dana apapun bentuknya baik dari dalam maupun dari luar negeri (Saudi Arabia ) dan tentunya dari masyarakat pangean. Kegembiraan tak terungkap, Kebahagiaan tak terukur, dengan Akta Nomor, Bambang Eko Muljono, SH. Nomor : 06/ 1994/ pPN.LMG, pada tanggal 21 Pebruari 1994 “ Pondok Pesantren fathul Hidayah “ dinyatakan resmi berdiri di Desa pangean, dan berdasarkan kesepakatan pemerintah desa, tokoh masyarakat pangean serta pihak keluarga, memilih Bapak MASYHADI sebagai pengasuhnya dengan modal sepetak tanah wakaf + 648 M dari Bapak H Tahmud, pada 03 ramadhan 1414/ 14 Pebruari 1994 untuk memindahkan rumah kediaman pengasuh dari sekaran ke pangean dan musholah ala kadarnya yang sanagat sederhana sebagai pusat kegiatan diniyah. Adapun nama “Fathul Hidayah” adalah pemberian dari KH. Yusuf dari Gumantuk Maduran Lamongan, dengan harapan Pondok Pesantren tersebut tidak hanya menjadi kebanggaan di mata masyarakat, lebih dari itu semua , Pondok Pesantern yang telah disepakati adanya leh pemerintah desa, para tokoh masyarakat pangean manjadi pembuka hati untuk mendapatkan dan menikmati hidayah serta petunjuk ke jalan benar Allah SWT, bagi sipa saja yang ingin mendapatkanya. Dengan berbekal pengalaman yang didengar, dilihat, dikerjakan, dan dirasa dengan penuh penalaran dan daya fikir selama di pesantren yang tidak lepas dari bimbingan kyai, desertai dorongan dan harapan dari berbagai pihak khususnya orang tua, kyai dan para tokoh masyarakat sekitar, dalam usia yang muda ( 28 thn ) yang barabg kali masih diragukan oleh kalanagn tertentu, Bpk Masyhadi bertekad untuk merealisasikan niat mulia masyarakat desa pangean untuk menjadi pengasuh Pondok Pesantren Fathul Hiadayah.

0 komentar: