Kamis, 31 Maret 2011

di balik sesuksesan pak Beye

Judul Buku : Pak Beye dan pulitiknya
Penulis :Wisnu Nugraha
Pengantar : Pepih Nugraha
Cetakan : I, September 2010
Penerbit : KOMPAS
Tebal : XXVII + 431
Peresensi : M. Abdul Ghofur

Perjalanan politik Pak beye sangat panjang dan rumit. sebelum menjadi presiden sampai terpilih menjadi presiden RI. berbagai hal telah terjadi pada pak beye, buku ini menjelaskan banyak kejadian yang dialami pak beye selama berpolitik, baik kejadian penting maupun tidak. pasalnya penting tidaknya kejadian kalau menimpah orang penting hal itu menjadi penting dan menjadi sorotan masyarakat. Judul buku Pak beye dan politiknya adalah buku ke-dua setelah buku pak beye dan istananya dari buku tetralogi sisi lain pak beye. Penulis menulis buku ini dengan tujuan agar masyarakat tahu dan mengenal sosok presidennya, baik sebelum maupun sesudah menjadi presiden.
“HASIL SESUAI DENGAN USAHA” kata yang sering kita dengar setiap saat. Begitulah yang saya dapat dari buku tersebut, terlepas dengan cara baik atau buruknya usaha kalau dilakukan dengan keinginan yang kuat dan usaha yang berkesinambungan hasilnya akan memuaskan. Tidak ada ceritanya orang sukses tanpa keinginan dan usaha yang kuat. Buku ini menjelaskan tentang cara berpolitik dan berkomunikasi pak beye, tujuh bab yang ada di dalamnya menceritakan kiprah pak beye dalam perpolitikan.
Pada bab pertama kita dihadirkan dengan kampanye pak beye. Banyak kota dikunjunginya demi melakukan kampanye pemilu, tidak luput kota Surabaya dan Malang. Dengan berbagai cara dan taktik pak beye berkampanye dengan ditemani istri tercintanya ibu Kristiani Herawati yang biasa kita kenal ibu Ani dan putranya Mas Ibas. Betapa susahnya merintis suatu cita-cita, pak beye ketika berkampanye banyak hambatan yang ditemui. Di malang contohnya akibat cuaca yang tidak mendukung sehingga pesawat Demokrat Air Force yang disewa pak beye harus transit dulu di bandara Juanda surabaya dan untuk menuju malangnya dengan menggunakan Bus. Untuk mengatisipasai kemacetan di porong terpaksa tim Fox Indonesia menyewa patroli agar menertibkan jalan, meskipun banyak pengguna jalan yang dirugikan. (hal. 14)
Suasana kampanye begitu meriah apalagi dengan dipandu beberapa artis dan grup band. Dari kampanye manuju pilpres. pada pilpres 2009 ada perubahan pada diri pak beye, misalnya sebelumnya pak beye takut dengan media dan disaat ia maju dalam pilpres dirinya berubah lebih percaya diri muncul di media. Mungkin pak pak beye sadar salah satu yang mengantarkan menjadi preisden di tahun 2004 adalah lewat media masa (baca: pak beye Up Date).
Mungkin benar pernyataan berpolitik tidak luput dari kesalahan. Ketika terlihat pak beye mencalonkan lagi di pilpres 2009 diakhir pemerintahannya, rombongan KPU berkunjung ke kediaman pak beye entah dalam rangka apa. Berkunjung boleh saja tetapi yang begitu ganjal di mata adalah seragam yang digunakan KPU batik berwarna merah kombinasi coklat dan kerudung biru yang dipakai Ibu Andi Nurpati. Dua warna yaitu merah dan biru adalah warna ciri khas partai demokrat tentunya kesukaan pak beye juga, lantas dimana independensi KPU. (hal. 112)
Strategi pak beye dalam berpolitik begitu banyak. diawali dengan sering munculnya pak beye di media, pak beye juga menanam poularitas dengan dilakukannya pembangunan pondasi atau dasar politiknya di komplek kepresidenan Jakarta dengan melakukan banyak perubahan dengan tujuan utama mempertahankan kekuasaan. Strategi lain pak beye adalah ketika jumpa pers/ press briefing. Dalam jumpa pers pak beye memberi jawaban pada wartawan dengan mantabnya, akan tetapi dari jawaban pak beye tidak menerima pertanyaan balik.
Pak beye bersama parpol diriannya Demokrat tidak perna lepas. Partai demokrat adalah cikal bakal yang mengantarkan ia pada kesuksesan, tak heran baik sebelum maupun sesudah menjadi presiden peran pak beye begitu besar di partai diriannya itu. dalam parpol ini pak beye sangat menghormati lawan saingannya. Suatu ketika wakil ketua umum partai demokrat Achmad Mubarak sedikit melakukan kesalahan yaitu sedikit mencelah parpol Golkar sampai pak Kalla tersinggung. Atas kesalahan itu pak beye merasa malu dan langsung menegur Achmad Mubarak meskipun ia adalah orang ke dua pendiri partai demokrat (hal. 238)
Pak beye dan politiknya ketika pilpres 2009 terpilih menjadi presiden. Banyak tudingan bahwa terdapat kecurangan dalam penghitungan yang dilakukan KPU, tuduhan membabi buta itu disampaikan oleh pak beye dalam pidatonya. Pak beye tidak terima atas tuduhan tersebut kalaupun itu benar pelakunya akan ditindak secara hukum (hal.282). pak beye memang tegas dalam berpidato layaknya orang berkampanye sebagaimana pidatonya di jogja yang isinya 10 perintah pak beye mengenai dampak krisis keuangan global di Indonesia akan tetapi ketegasan berpidato belum tentu tegas dalam bertindak. Contoh saja setelah 9 bulan dari dilantinya pak beye menjadi presiden janji-janji yang diikrarkan belum ada yang terlaksana utamanya tentang penyelesaian Lapindo. (baca sumpah pak beye: lapindo)
Di awal terpilihnya pak beye kembali menjadi presiden. Ketika bom meledak di kawasan Mega Kuningan, Diisukan dan dibenarkan olah pak beye sendiri bahwa sekawanan kelompok intelejen teroris berlatih menembak dan sasaranya adalah gambar wajah pak beye. itu ada hubungannya dengan hasil pemilu kemarin, direncanakan akan ada tindak kekerasan dan perlawanan hukum. Dan juga tindakan revolusi apabila pak beye jadi presiden lagi. Perlakuan seperti itu tidak menyurutkan pak beye dalam menjalankan tugasnya, ujar pak beye hidup dan mati adalah di tangan Allah. (hal. 33)
Di bagian akhir buku memaparkan hal-hal yang bersifat rahasia pada politik pak beye. parpol yang didirikannya sering dikaitkan dengan angka Sembilan. angka Sembilan menurut pak beye adalah sebuah keberuntungan. tanggal lahirnya pak beye juga syarat dengan angka Sembilan. Ketika pilpres 2009 demokrat mendapatkan No. urut 31, no ini meskipun tidak ada angka 9 angka ini dihubung-hubungkan dengan angka 9 yakni angka kelahiran pak beye yakni 9949. Angka Sembilan juga dikaitkan oleh penulis dengan sembilan kecurangan parpol pak beye. yang salah satunya adalah kecurangan di lampung barat tentang pencontrengan dua kali (hal. 396). Dan masih banyak lagi rahasia dibalik angka Sembilan di parpol ini seperti Sembilan kreteria koalisi pak beye. penasaran apa saja silakan baca bukunya!

0 komentar: